Emotionally stable.

Ini jadi sesi curhat aja ya, karena ofcourse.. i am feeling lots of things right now. Can't get it  out of my head (or hearts) too.

 

 

Dude, being emotionally unstable is so…. tiring.


Punya emotion yang arakarak kayak rollercoaster itu sangat-sangat melelahkan. (Bisa jadi ini penyebab gue demen main mainan dufan yang memicu adrenalin).

1 day I could feel extremely happy, another day I could feel extremely sad. Di banyak hari gue merasakan perasaan bersalah yang berlebihan, dan kadang gue juga merasakan gengsi yang berlebih, atau malahan rasa terharu yang berlebih. Kadang suka gue ukur, memang rasanya seperti berlebih. Walaupun gue nggak punya gelas ukurnya. Apa ini perasaan gue aja ya? Berprasangka berlebihan, seperti kata nyokap gue x’D

 

Gue barusan aja nangis dari jam 2 sampe sekarang hampir jam 5 sore, karena bokap dan kakak-kakak gue mulai iritasi sama kucing. Katanya kucingnya mau dibuang. Baru katanya aja lho ini, belum kejadian. 3 jam gue nangis, dan sekarang maeumsok gue aka hati gue masih berat dan sedih banget… karena saking sayangnya gue sama kucing. Sama binatang. Di mata gue you can’t hurt a cat because the cat can’t hurt you. They can’t speak to you. And you won’t understand things they said, so the best option is to make them feel safe and to not hurt their feelings. In my eyes animal is a baby that you have to keep them safe,.. Ini perasaan gue ke kucing. Sepertinya banyak orang termasuk anggota keluarga gue belum mengerti sama perasaan gue yang ini. Bisa jadi karena gue belom pernah bilang. Yaudah gapapa bukan salah mereka.

 

Orang lain, atau circle gue (biasanya orang dewasa) akan dengan mudahnya bilang bahwa gue lebay. I’m not objecting that. Setuju banget sih kalo gue itu orangnya emang lebay.

 

Gue juga ingin meluruskan pikiran gue tentang hal satu ini.

Gue dari kecil anaknya cengeng. Guampang banget nangis.. Punya kakak iseng ya yaudah senjata gue nangis aja udeh.

Tapi makin lama gue tuh makin sadar… gue nangis itu bukan karena diisengin doang.

Contoh lain nih, tau film mr.bean yang dia harus jagain anak kecil karena kepisah sama orang tuanya? Selama gue kecil gue nggakbisa tuh nonton tu film. Gue punya adek toddler waktu itu, nggak bisa nonton karena gue merasakan ketakutan mendalam bahwa itu akan terjadi sama adek gue. Gue masih SD loh itu.

Pas gue nonton frozen 2, gue sempet terharu dan menitikkan air mata di bagian elsa sama anna kepisah, dan nangis. Showing how they can’t be separate.  Pada saat itu, gue seperti merasakan sedihnya pisah sama kakak. Apalagi gue punya kakak cewek, walaupun akurnya agak jarang.

 

Lambat laun, gue merasa bahwa gue tuh anaknya nggak gampang nangis (walaupun kalo bicara frekuensi ya beda ya bahasannya). Gue akan menangis ketika gue merasa keadaan sedang tidak adil, atau gue lagi merasakan amarah yang sangat hebat, ketika merasa tidak dimengerti, atau ketika gue merasakan pain within myself.

Kalau sekedar nangis haru karena nonton film, gue jarang banget cuy……….. Biasanya mata berair aja tapi nggak sampe netes-netes. Kecuali scene itu mengingatkan gue terhadap memori atau kejadian yang pernah kejadian dalam diri gue, membuat gue teringat akan perasaan gue pada saat itu, nah itu baru deh gue memble nangis.

 

Oh iya, emotion/emosi yang lagi gue bahas ini beda ya sama emosi yang maksudnya marah mencak-mencak.

 

Gara-gara pemikiran gue yang ini, gue pingin deh cepet-cepet umur 25, 27, 28.. umur 30. Umur-umur dimana gue udah bisa jadi wanita yang emotionally stable. Termasuk ketika berhadapan sama pasangan hidup gue nanti.

Ketika gue lagi berhadapan dengan anak-anak, gue penyayang banget. Jadi guru yang super penyabar dan periang. Karena itulah yang gue rasakan pada saat itu. Dan memang jarang sekali emotion gue ke trigger kalau lagi ngajar. Atau lagi sama temen-temen yang lagi curhat, gue bisa banget berfikir lebih logis dan jadi manusia yang thoughtful instead of jadi taqiya si buntelan emotion (rasa). Apalagi dari kecil gue bisa banget nge switch emotion gue ini yang paginya dirumah ada masalah keluarga yang bikin gue nangis-nangis, lalu menjalankan hari-hari di sekolah gue dengan perasaan yang menyenangkan as if nothing happened.

Yang gue khawatirkan adalah si emotion suka nggak ketaker kalau gue lagi di rumah. Yaitu, missing my mom gue bisa nangis banget. Kucing gue sakit gue sedih banget. Ayam gue mau dipotong itu gue peluk-peluk sama ajak ngobrol dulu ayamnya, karena sedih banget.

Lately I’m feeling like.. I’m weird. And the past months I’ve been trying hard to tone down this emotion. I wish I’m doing a great job so 1 or 2 years from now, I could be more.. emotionally stable. Nggak usah sedih mendalam nangis berlama-lama.

Tapi jujur, kadang gue suka… ingin seperti hyori. atau ibu-ibu di youtube channel ODG yang lagi  bahas masa pacaran ke anaknya.  Atau kimbap family.  Korelasinya apan yak? Nggak mau kasih tau ah, haha.

 

17:13

9th of May, 2020

 

Comments